Asal dan Sejarah
Menurut pemerintah Singapura, asal-usul teh tarik dapat ditelusuri ke imigran Muslim India di Semenanjung Malaya yang mendirikan kios minuman yang menyajikan masala chai sejak tahun 1870-an di pintu masuk perkebunan karet untuk melayani para pekerja di sana; setelah Perang Dunia II para pedagang ini karena alasan ekonomi beralih menggunakan debu teh, yang rasanya pahit, dan menambahkan susu kental manis untuk menutupi rasa pahitnya, sehingga terciptalah teh tarik.Singapura dan Malaysia, yang berpisah pada tahun 1965 , keduanya mengklaimnya sebagai makanan khas daerah. Malaysia menominasikannya, bersama dengan nasi lemak dan roti canai, untuk pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2024 sebagai makanan warisan budaya takbenda.
Daun teh, kantong teh, atau bubuk teh direbus atau diseduh dengan kuat dan disaring.Penjual dapat menggunakan konsentrat teh yang sangat kuat yang dapat dicampur dengan air panas. Susu yang diuapkan dan/atau susu kental manis ditambahkan.Menurut Food & Wine , teh dengan kualitas rendah, seperti yang dikenal sebagai grade-B, sangat penting untuk memproduksi teh tarik tradisional.
Campuran tersebut dituang bolak-balik berulang kali di antara dua wadah dari ketinggian, sehingga menghasilkan busa tebal di atasnya. Proses ini mendinginkan teh hingga mencapai suhu minum optimal, mencampur teh dengan susu kental manis secara menyeluruh, dan diyakini dapat meningkatkan rasanya.Proses ini sering dibandingkan dengan proses menuangkan kopi seduh dingin untuk meningkatkan rasanya.
Sejak zaman kolonial, teh tarik telah populer dalam masakan India Malaysia bagi banyak orang di Malaya Inggris dan Singapura . Secara tradisional, teh tarik terlihat disajikan dengan roti prata atau roti canai sebagai sarapan populer di kalangan orang Malaysia dan dengan prata di kalangan orang Singapura .
Istilah kurang manis , yang dapat diterjemahkan menjadi "kurang manis", merupakan permintaan umum bagi mereka yang peduli terhadap kesehatan atau tidak menyukai minuman manis, karena teh tarik biasanya disiapkan dengan rasa manis sesuai selera oleh sebagian besar pedagang.
Unsur pertunjukan ada dalam penyajian teh tarik. Kemampuan untuk menuang teh dalam jumlah banyak di atas kepala pelanggan tanpa membuat mereka mandi merupakan hal baru yang menghibur bagi penduduk lokal dan wisatawan. Food & Wine menyebutnya "ritual minum teh paling atletis di dunia".Di Malaysia, pelayan yang ahli menuangkan teh dari tempat yang jauh, secara dramatis dan seolah-olah "menentang hukum fisika", menjadi selebriti lokal.Di Malaysia, kontes menarik teh menarik ribuan penonton.
Harganya cukup terjangkau yaitu Rp.15.000-25.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar